Menjelang pimilihan gubernur pada bulan September Riau 2008 dan pemilu
2009, para calon dan elit politik mulai melancarkan
aksi simpati untuk menarik perhatian massa agar
mendapat tempat di hati mereka, menebarkan program,
janji atau uang yang disumbangkan untuk pembangunan
sarana dan prasarana ibadah atau lingkungan dimana
aksi tersebut dilancarkan.
Disatu sisi, apa yang mereka lakukan adalah bagus dan
bahkan dapat bernilai ibadah, namun disisi lain,
masyarakat menganggap hal itu sudah biasa dan lumrah,
karena apa yang mereka lakukan hari ini tidak terlepas
dari upaya mempengaruhi massa agar pada saat pilkada
atau pemilihan umum nanti mereka dipilih oleh
masyarakat setempat. Namun, program atau janji yang
dilancarkan jarang terealisasi setelah mereka
menduduki jabatan empuk yang diinginkan, bahkan mereka
lupa bahwa mereka naik atas dukungan massa tersebut,
baru menjelang pilkada atau pemilihan umum selanjutnya
lagi mereka mendekat atau melancarkan aksi serupa agar
ia dapat dipilih kembali. Inilah yang selalu
terjadi… inilah kenyataan…. dan pemikiran
berdasarkan pengalaman sebelumnya inilah yang merasuk
pemikiran masyarakat kita, karena memang mereka hanya
dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka,
setelah itu janji tinggal janji dan program-program
menggiurkan tinggal program yang sangat kurang
terealisasi dan dirasakan oleh masyarakat tersebut.
Akhirnya apa yang terjadi ? masyarakat mulai
beransur-ansur tidak peduli, masyarakat beransur-ansur
mulai tidak lagi menggunakan hati nurani dalam memilih
dalam pemilihan umum atau pilkada, yang ada hanyalah,
siapa yang paling banyak memberikan manfaat atau
keuntungan, siapa yang paling banyak memberikan
bantuan atau sumbangan, dialah yang akan dipilih
sekalipun calon tersebut tidak representatif dan tidak
akan mampu memperjuangkan kepentingan mereka. Program
atau janji untuk kesejahteraan masyarakat bukanlah
yang utama bagi mereka karena trauma akan janji-janji
politik sebelumnya. Sehingga ungkapan “siapapun yang
menjadi pemimpin, mereka tetap akan seperti ini
juga” menjalar kesetiap individu dalam masyarakat
kita.
Jika hal ini berlanjut, apakah kesejahteraan
masyarakat dapat terealisasi ? karena dapat dipastikan
bahwa setiap calon akan memberikan ampau, kado-kado,
amplop atau bantuan-bantuan baik secara langsung atau
tidak langsung, sebagai penanam budi agar tetap
melekat dihati massa dan dipilih dalam pilkada atau
pemilihan umum nanti. Mungkin untuk saat itu
masyarakat merasa terbantu atau sekurang-kurangnya
menikmati pesta demokrasi ini,namun untuk selanjutnya
wallahua'lam.
Sunday, July 27, 2008
SOSIALISASI DIRI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MENJELANG PILKADA DAN PEMILU
9:56 AM
1 comment
1 comments:
artikel anda :
http://politik.infogue.com/
http://politik.infogue.com/sosialisasi_diri_dan_kesejahteraan_masyarakat_menjelang_pilkada_dan_pemilu
promosikan artikel anda di www.infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler menurut pembaca.salam blogger!!!
Post a Comment