Friday, July 25, 2008

Miskin

Miskin,, Sebuah kalimat/kata yang menjadi momok menakutkan setiap orang, sebuah kata yg tak pernah diinginkan terjadi pada diri seseorang, namun ia tetap saja eksis ditengah masyarakat kita yang hidup dialam kaya, yang hidup dialam demokratisasi, padahal PAD ditujukan untuk membangun daerah setempat, membangun sumber daya manusianya, membangun infrastruktur dan membangun fisik dan mental.
Bukankah kata-kata miskin tersebut selalu menjadi objek atau sasaran untuk mencairkan berbagai anggaran yang ada di daerah ini atau yang ada di negara tercinta ini??? bukankah APBN dan APBD tetap memprioritaskan masalah kemiskinan tersebut??? lalu kenapa malah penduduk miskin menjadi semakin bertambah??? apakah dana yg dianggarkan sampai ke sasaran atau tidak, atau dana tersebut tersendat atau habis oleh panjangnya jalur birokrasi? atau kalimat tersebut hanya di jadikan sebagai proyek semi aplikatif yang sebagiannya masuk ke saku penguasa atau pelaku proyek yg mengatasnamakan pemberantasan kemiskinan tersebut?
Pertanyaan di atas, sampai hari ini seakan mengalami perubahan-perubahan jawaban yang mengarah kepada pembenaran, sekalipun sasaran tidak pernah tercapai.
Sementara mereka yang menganggarkan dana kemiskinan diberi gaji, diberi insentif, diberi tunjangan, tetapi masyarakat miskin tetap saja menjadi miskin. Apalagi pelaksana proyek pemberantasan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat miskin dan lain sebagainya bersukaria dan berpoya-poya dengan dana tersebut dijadikan ajang penyubur korupsi.
Apakah ini merupakan budaya baru dari bangsa ini?

0 comments: