Sunday, July 27, 2008

Intropeksi

Kamu, anda, engkau, saudara dan kita adalah ciptaan. Ciptaan yang semestinya tunduk kepada pencipta. Ciptaan yang semestinya menyadari siapa dirinya. Karena setelah engkau diciptakan, engkau juga diberi potensi untuk mengetahui penciptamu, engkau diberi potensi untuk menyadari siapa dirimu. Potensi itu hadir untuk membedakan dirimu dengan makhluk lainnya. Tapi apakah kamu, anda, engkau dan sauara menyadari atau tidak, kita malahan mencoba untuk menyamakan/berprilaku sama dengan makhluk lain tersebut. Padahal kamu lebih mulia dari makhluk itu. Kamu dijadikan sebagai pemimpin, pengambil manfaat untuk melayani kebutuhan hidup kamu.
Bukankah kamu itu makhluk yang berpikir?
Bukankah anda itu makhluk yang memiliki rasa/perasaan?
Bukankah engkau itu makhluk yang memiliki jiwa ?
Bukankah anda itu makhluk yang memiliki inspirasi/motivasi dan tujuan?
Bukankah saudara merupakan pemegang sebuah amanah ?
Tidak ada satu orangpun yang mau dibilang tidak berpikir atau tak berotak, tidak memiliki perasaan atau rasa, tidak memiliki jiwa kemanusiaan, tidak memiliki motivasi dan tujuan, dan tidak memiliki sifat yang amanah atau dapat dipercaya. Tapi itu bukanlah hanya sebuah kata2 indah saja,,, ia harus aplikatif, kalau tidak mau dikatakan seperti tersebut.
Lalu kenapa kamu, anda, engkau, dan saudara tetap saja berprilaku seperti yang engkau sendiri tidak mau dibilang begitu? Kenapa engkau selalu tidak menggunakan pikiran yang jernih, bijak dan benar atau berpihak kepada keadilan dan kebenaran dalam mengambil sebuah keputusan? Kenapa anda selalu tidak menggunakan perasaan menetapkan suatu pilihan? Kenapa saudara seakan tidak memiliki jiwa persaudaraan/persamaan hak dan ksatria untuk sebuah kepentingan? Kenapa anda selalu lari tujuan yang telah ditetapkan? dan kenapa anda cenderung mengumbar janji yang tak pernah ditepati?
Salahkah bila seseorang mengatakan kita sama dengan binatang? yang tak berpikir, tak bertanggungjawab, tak memiliki jiwa kemanusiaan, tak punya perasaan, dan tak bertujuan?   
Binatang saja yang menggunakan insting tau bahwa ia selalu di intai oleh makhluk pemangsa, lalu apakah kita tidak tau sang pencipta selalau mengamati prilaku kita sebagai makhluk yang diciptakan-Nya? 
Bukankah potensi perasaan bersalah, perasaan berdosa, dan perasaan berkhianat itu kita rasakan ketika atau sesudah kita melakukan sebuah perbuatan yang jelas-jelas salah?
Renungkanlah....................
Sadarilah.................
dan Ingatlah................


0 comments: