Sunday, May 25, 2008

Kenaikan BMM

Sejak bergulirnya reformasi sampai hari ini, kenaikan BBM, biaya transportasi, harga barang, biaya pendidikan dan lain sebagainya bukan lagi merupakan hal mengherankan tapi sudah merupakan kebiasaan, karena katanya kenaikan itu mesti, mengingat harga minyak dunia yang makin melonjak,  namun kebijakan pemerintah menaikkan harga minyak tersebut bukanlah merupakan kebijakan yang tidak  bijak, karena akibat dari naiknya harga minyak tersebut maka makin banyak rakyat indonesia yang menderita, makin banyak rakyat indonesia yang menjadi miskin, penganggur dan bahkan sekarat. Artinya, masyarakat Indonesia tidak/belum  siap dengan naiknya harga BBM tersebut. Ini juga berarti gagalnya pemerintah meningkatkan tarap hidup masyarakat banyak, gagalnya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan gagalnya pemerintah menciptakan masyarakat dinamis. 
Saya yakin masyarakat setuju jika pemerintah menaikkan segala kebutuhan yang ada hari ini, tapi pada posisi masyarakat yang sudah benar-benar mampu untuk menghadapi kondisi itu, artinya masyarakat sudah dapat dikatakan memiliki tingkat ekonomi yang memadai. Namun saya dan bahkan mungkin seluruh masyarakat indonesia tidak setuju dengan kebijakan yang ada hari ini, karena pada kenyataannya masyarakat kita belum mampu menghadapi resiko dengan naiknya harga BBM tersebut.
Apakah pemerintah tidak melihat aspirasi masyarakat selama ini? 
Apakah pemerintah tidak pernah bekomunikasi dengan masyarakat ?
Lalu dimana jiwa aspiratif pemerintah tersebut ?
Dimana jiwa komunikatif pemerintah tersebut ? 
Jika terus begini, maka percuma saja pemerintah mengangkat menteri-menteri dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, percuma saja janji-janji kesejahteraan bagi masyarakat banyak, karena pemerintah tidak lagi aspiratif dan komunikatif. Lain yang ada di masyarakat, lain pula yang dilakukan oleh pemerintah, lain yang disampaikan, lain pula yang di jawab. Apakah karena pemerintah buta, pekak atau bisu, sehingga tak mampu mendengar, melihat atau menterjemahkan keinginan masyarakat, saya juga tidak tau.... yang saya tau bahwa pemerintah selalu mengucapkan kata "untuk kepentingan masyarakat banyak" "untuk kesejahteraan bangsa indonesia" tapi tetap saja masyarakat selalu tidak dipentingkan, tetap saja masyarakat tidak sejahtera.
kenapa ..................?     anda semua pasti tau jawabannya...............! 
     
          

0 comments: