This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, May 26, 2008

Jika Saja

Jika saja Good Governance pada saat ini bukan hanya sebuah konsep, atau cita-cita dunia hayalan bagi masyarakat bawah, maka kita yakin masyarakat akan diperlakukan secara adil dalam segala hal, karena masyarakat pada prinsipnya adalah raja yang harus menerima pelayanan dari pemerintah, masyarakat adalah penentu duduk atau tidaknya seseorang di singgasana. Tapi di Indonesia kenyataan itu terbalik, ketika mereka sudah dipercayai oleh masyarakat, malah memangsa masyarakat itu sendiri, menghisap darah masyarakat itu sendiri, atau memperbudak masyarakat itu sendiri. Masyarakat hanya dijadikan untuk jual beli kepentingan/atas nama dan atau lebih kasarnya hanya sebagai landasan untuk berdiri dari ketidakberdayaan.

Sunday, May 25, 2008

Kenaikan BMM

Sejak bergulirnya reformasi sampai hari ini, kenaikan BBM, biaya transportasi, harga barang, biaya pendidikan dan lain sebagainya bukan lagi merupakan hal mengherankan tapi sudah merupakan kebiasaan, karena katanya kenaikan itu mesti, mengingat harga minyak dunia yang makin melonjak,  namun kebijakan pemerintah menaikkan harga minyak tersebut bukanlah merupakan kebijakan yang tidak  bijak, karena akibat dari naiknya harga minyak tersebut maka makin banyak rakyat indonesia yang menderita, makin banyak rakyat indonesia yang menjadi miskin, penganggur dan bahkan sekarat. Artinya, masyarakat Indonesia tidak/belum  siap dengan naiknya harga BBM tersebut. Ini juga berarti gagalnya pemerintah meningkatkan tarap hidup masyarakat banyak, gagalnya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan gagalnya pemerintah menciptakan masyarakat dinamis. 
Saya yakin masyarakat setuju jika pemerintah menaikkan segala kebutuhan yang ada hari ini, tapi pada posisi masyarakat yang sudah benar-benar mampu untuk menghadapi kondisi itu, artinya masyarakat sudah dapat dikatakan memiliki tingkat ekonomi yang memadai. Namun saya dan bahkan mungkin seluruh masyarakat indonesia tidak setuju dengan kebijakan yang ada hari ini, karena pada kenyataannya masyarakat kita belum mampu menghadapi resiko dengan naiknya harga BBM tersebut.
Apakah pemerintah tidak melihat aspirasi masyarakat selama ini? 
Apakah pemerintah tidak pernah bekomunikasi dengan masyarakat ?
Lalu dimana jiwa aspiratif pemerintah tersebut ?
Dimana jiwa komunikatif pemerintah tersebut ? 
Jika terus begini, maka percuma saja pemerintah mengangkat menteri-menteri dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, percuma saja janji-janji kesejahteraan bagi masyarakat banyak, karena pemerintah tidak lagi aspiratif dan komunikatif. Lain yang ada di masyarakat, lain pula yang dilakukan oleh pemerintah, lain yang disampaikan, lain pula yang di jawab. Apakah karena pemerintah buta, pekak atau bisu, sehingga tak mampu mendengar, melihat atau menterjemahkan keinginan masyarakat, saya juga tidak tau.... yang saya tau bahwa pemerintah selalu mengucapkan kata "untuk kepentingan masyarakat banyak" "untuk kesejahteraan bangsa indonesia" tapi tetap saja masyarakat selalu tidak dipentingkan, tetap saja masyarakat tidak sejahtera.
kenapa ..................?     anda semua pasti tau jawabannya...............! 
     
          

Saturday, May 10, 2008

SMS / ISU MURAHAN

Mungkinkah SMS atau menerima telpon dari seseorang dapat mematikan seseorang? bukankah mati adalah sebuah ketentuan yang telah ditetapkan? atau mati adalah sebuah kemestian? bukahkah mati itu datangnya tanpa melihat kondisi seseorang, apakah sedang bekerja, berjalan, belajar, duduk, makan, mandi, tidur dan bahkan ketika menerima telpon sekalipun. lalu kenapa harus ada sebuah keyakinan tambahan bahwa telpon 0866 dan nomor lainnya dapat menyebabkan penerima mati?   
Jika saja masyarakat mengerti, mengetahui dan memahami,
mungkin semua gejala ketakutakan, kecemasan dan fenomena sosial yang terpengaruh isu murahan ini tidak terjadi, tapi karena kondisi demikianlah mungkin sengaja dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk memanfaatkan suasana, apakah itu berbau politis, ekonomis, keamanan dan lain sebagainya. 
marilah berpikir realistis dan logis,  agar isu murahan itu tidak memperparah kondisi ditanah air yang lebih cenderung porak-poranda oleh masalah ekonomis, politis dan krisis kepercayaan.
trims